Selasa, 18 November 2014

Tugas Proposal Kelompok

I.     PENDAHULUAN
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan karunia-Nya kepada kita semua.
Budaya merupakan hal yang perlu di lestarikan. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang indah dan tak lepas dari karya seni.
Sesuai dengan program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 36 JAKARTA masa bakti 2014 / 2015, kami bermaksud menyelenggarakan Pentas Seni (PENSI).
Dalam rangka meningkatkan apresiasi dan kecintaan para siswa terhadap kesenian dan kebudayaan. Sesuai dengan program kerja OSIS SMA Negeri 36 JAKARTA, dan untuk mengisi libur tengah semester tahun ini, kami merencanakan untuk mengadakan kegiatan Pentas Seni (PENSI). Melalui beberapa kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap kesenian dan menjadirefreshing setelah menempuh Ulangan Tengah Semester.

II.   DASAR KEGIATAN
1.  Progam Kerja OSIS SMA Negeri 36 JAKARTA  masa bakti 2014/2015.
2.  Rapat  OSIS SMA Negeri 36 JAKARTA tanggal 20 Oktober 2014.

III.  TUJUAN KEGIATAN
1.      Untuk meningkatkan rasa kecitaan terhadap kesenian Indonesia.
2.      Menyalurkan bakat dan minat terhadap kesenian.
3.      Mengisi libur tengah semester tahun ajaran 2014/2015
4.    Menjalin tali silatuhrahmi antar sekolah

IV. NAMA KEGIATAN
ORTUSSION 3rd

 V.  JENIS KEGIATAN
Pentas Seni siswa SMA Negeri 1 Karanganyar yang terdiri :
1.  Band.
2.  Modern Dance.
3.  Tari Tradisional.
4.  Pembacaan Puisi
5.  Graffity Competition

VI.   PESERTA
Siswa SMA Negeri 36 JAKARTA dan tamu undangan.

VII.  WAKTU DAN TEMPAT
Hari dan Tanggal                                   : Rabu,17 Oktober 2014.
Waktu                                                    : 08.00WIB – Selesai.
Tempat                                                  :Tennis Indoor Senayan
.
VIII. SUSUNAN PANITIA
       1.Koordinator                      : Olo Tahe Sinaga
       2.Ketua pelaksana               : Anindito Aprilio
       3.Wakil Ketua                      : Ayu Lestari
       4.sekertaris                         : Mira Adelia Krisanty
       5.Bendahara                        : Emy Vidiyati
              Seksi-Seksi
    7.Seksi konsumsi                : Vega shafira
       8.Seksi dokumentasi           : Salahuddin Al ayubi
       9.Seksi Keamannan             : Muhammad Reza Nugraha
      

IX. ESTIMASI BIAYA
       Sewa Gedung       ;      Rp.38.000.000
       Panggung 1 set     :      Rp.20.000.000
       Peralatan              :      Rp.7000.000
       Perlengkapan        :      Rp.8000.000
       Konsumsi             :      Rp.9000.000
Guess Star                   :      Rp.114.000.000
Keamannan                  :      Rp.2000.000
P3k                             :      Rp.2000.000
Total                     :      Rp.200.000.000
X.SUSUNAN ACARA:
Sambutan kepala sekolah
Pembukaan (Dance 36)
Kuis dan games
Perform saman 36
Perform guest star
Penutup (paduan suara 36)
;
X. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini kami buat agar menjadi dasar pertimbangan dalam menyetujui dan mundukung kegiatan ini.
Proposal ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran serta masukan yang dapat membantu menyempurnakan pelaksanaan kegiatan selanjutnya sangat kami harapkan.
Atas kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.




Selasa, 30 September 2014

Analisis Cerpen (Unsur Instrinsik & Ekstrinsik) "Mimpi Anak Jalanan"

Mimpi Anak Jalanan 
Mimpi ku, seorang Bintang, hanya sederhana. Aku tak minta sesuatu yang macam-macam. Aku tak minta rumah mewah, bergelimang harta, dan bukan juga mobil sport macam Lamborghini. Aku hanya ingin, aku dapat merasakan yang namanya mengenyam pendidikan, yang namanya merajut mimpi, yang namanya menggapai cita-cita. Sederhana bukan? Setiap malam, aku selalu mengirim doa pada Yang Maha Kuasa, bersimbah air mata di hadapanNya. Tapi selama sebelas tahun aku terus berdoa, yang isinya itu-itu saja, selama itu pula Allah belum menjawab dan mengabulkan doaku. Mungkin ini bukan takdirku, takdirku hanyalah menjadi seorang pengamen yang bodoh. Tapi itu semua tak membuatku putus asa. Justru membuatku semakin giat berdoa pada Allah.
“Hamba tak ingin menjadi pandai, tapi saat hamba pandai, hamba lupa dengan Mu. Hamba tak ingin menjadi seorang kaya, namun saat hamba kaya iman hamba rusak. Hamba tak ingin sehat, kalau dikala sehat, hamba melupakan nikmat Mu. Hamba tak ingin hidup, tapi saat hamba diberi kesempatan menghirup oksigen, hamba lalai dengan perintah Mu. Kalau memang Engkau belum mengizinkan hamba duduk memperhatikan penjelasan guru, di dalam kelas, tak mengapa, mungkin inilah yang terbaik untuk hamba,” hanya lima kalimat itu yang dapat aku ucapkan usai shalat.
Umurku sudah sebelas tahun, tapi aku belum pernah merasakan yang namanya kasih sayang kedua orangtua. Belaian lembut seorang Bapak, dan pelukan sayang seorang Ibu. Tak pernah aku mencicipi yang namanya kasih sayang dari orangtua. Aku saja, tak tahu dimana kedua orangtuaku.
Sejak kecil, aku hidup di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar langit yang tinggi, di antara ketamakan manusia-manusia zaman sekarang. Untuk menghidupi kebutuhanku, aku mencoba mengamen. Kebutuhan hidupku hanya dua, makanan dan minuman. Tak ada gitar, atau kendang, hanya ada tepukan tangan dan jentikan jari yang mengiringi nyanyianku. Sejak pemerintah melarang masyarakat untuk memberikan uang pada pengemis dan pengamen sepertiku, nasibku makin tak karuan. Hidupku semakin kelam. Apakah pemerintah itu tak punya hati. Boleh saja mereka melarang masyarakat untuk memberikan uang untuk aku dan teman-temanku, yang sama-sama mengamen. Dan mereka yang hanya bisa menengadahkan tangan untuk mengemis. Tapi, pemerintah memberikan kami uang yang pantas untuk kehidupan sehari-hari, setidaknya pekerjaan untuk kami. Kalian semua hanya bisa memakan uang rakyat, hanya bisa menyengsarakan nasib kaum lemah. Kalian semakin kaya, hidup mewah serba kecukupan, sementara kami, hidup dalam penderitaan, hidup dalam kekejaman ekonomi, dan hidup jauh dari kalimat sederhana.
Kalau kami tak dapat merasakan nikmatnya hidup dengan uang, setidaknya berikan kami pendidikan yang layak. Kalau kami pintar, toh nantinya bangsa ini yang semakin maju. Mana hati nurani kalian? Apakah tak ada satu sajakah hati yang masih bersih, yang tak ternodai dengan korupsi, yang tak ternodai dengan kemaksiasiatan, yang tak ternodai dengan keserakahan.
Aku cuma rakyat kecil yang tak bisa berbuat apa-apa. Ingin melawan, kalian mengancam, ingin memberontak, kalian mengelak, ingin marah kalian malah mencemooh.
Akankah keadilan akan datang. Kalian hanya diperkuda jabatan. Kami muak dengan ketidak adilan dan keserakahan. Tolong dengarkan suara rakyatmu wahai pemerintah bi*dab! Dengarkan jeritan marah kami setiap detiknya, jerit marah karena ketidak becusanmu mengurus negeri tanpa kemudi ini. Negeri kelam yang suram. Haruskah yang Diatas mengirimkan bala bencana untuk kalian, barulah kalian sadar akan perbuatan iblis kalian sendiri? Tahukah kalian Indonesia masuk dalam daftar 100 negara termiskin di dunia. Urutan ke 68. Seharusnya kalian malu, menjadi seorang pejabat pemerintah, maupun pejabat negara, namun bangsanya masuk ke dalam daftar negara termiskin.
Hanya satu yang kuminta! Sejahterakanlah rakyatmu. Entah dengan uang, dengan pendidikan yang layak, atau pelayanan sosial yang memuaskan, atau setidaknya engkau berikan kami bahan makanan, sehingga kami tak kekurangan gizi, tidak mengidap malnutrisi. Banyak keluarga kami yang terkena marasmus dan kwasiokor. Penuhi janji-janjimu dulu saat kau akan dipilih oleh kami. Mensejahterakan rakyat, tiada kemiskinan, semua perut rakyat akan kenyang, dijamin semua dapat pekerjaan dan penghasilan yang tetap, pendidikan akan dinomorsatukan, pelayanan umum akan dimaksimalkan, tiada kata korupsi. Itu semua janji manismu. Tapi sekarang, apa yang terjadi? Lebih banyak rakyat yang melarat dari pada yang berkecukupan, rakyat-rakyatmu kelaparan disini, perut kami kosong selama tiga hari, sementara kalian disana kekenyangan dengan makanan mewah berbintang lima yang dibeli dengan uang hasil korup, katamu dulu semua rakyat akan mendapat pekerjaan dan gaji yang tetap, namun hasilnya nihil. Saudaraku sibuk mengais sampah di setiap sudut kota, penghasilannya hanya cukup membeli tiga potong roti, sedangkan tetanggaku sibuk meminta belas kasihan pada para pejalan kaki dengan mengemis. Kalau katamu pendidikan dinomorsatukan, kenapa aku masih mengamen dan bukannya belajar di dalam gedung sekolah. Bukti lain kegagalanmu memimpin Indonesia pelayanan umum yang minus. Tak ada kata Rumah Sakit untuk kami, karena kami tentu tak punya uang untuk membayar biaya Rumah Sakit yang mahalnya selangit. Tiada kata korupsi? Bohong besar. Tiada hari tanpa kata korupsi. Hak-hak milik rakyat kau rampas juga. Dasar PHP! Pemberi Harapan Palsu.
Cerpen Karangan: Maharani Rachmawati Purnomo

Unsur Instrinsik
1.       Tema : Seorang anak jalan yang bermimpi ingin menjadi seorang Bintang
2.       Alur : Maju
      Mimpi ku, seorang Bintang, hanya sederhana. Aku tak minta sesuatu yang macam-macam. Aku hanya ingin, aku dapat merasakan yang namanya mengenyam pendidikan, yang namanya merajut mimpi, yang namanya menggapai cita-cita. Tapi selama sebelas tahun aku terus berdoa, yang isinya itu-itu saja, selama itu pula Allah belum menjawab dan mengabulkan doaku. Mungkin ini bukan takdirku, takdirku hanyalah menjadi seorang pengamen yang bodoh. Tapi itu semua tak membuatku putus asa. Justru membuatku semakin giat berdoa pada Allah. Saat ia selesai sholat, ia selau mengucapkan 5 kalimat saja. Umurku sudah sebelas tahun, tapi aku belum pernah merasakan yang namanya kasih sayang kedua orangtua. Sejak kecil, aku hidup di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar langit yang tinggi, di antara ketamakan manusia-manusia zaman sekarang. Kalau kami tak dapat merasakan nikmatnya hidup dengan uang, setidaknya berikan kami pendidikan yang layak. Aku cuma rakyat kecil yang tak bisa berbuat apa-apa. Seharusnya kalian malu, menjadi seorang pejabat pemerintah, maupun pejabat negara, namun bangsanya masuk ke dalam daftar negara termiskin. Hanya satu yang kuminta! Sejahterakanlah rakyatmu.
3.       Penokohan :
      -Anak Jalan : tidak pernah menyerah dan selalu berdoa
4.   Sudut Pandang:
      Akuan
4.       Amanat :
      Teruslah bermimpi, jangan pernah menyerah dan teruslah berusahan dan berdoa!
5.       Latar/Setting:
      Tempat : di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar langit yang tinggi.
      Waktu : Pagi Siang Sore
      Suasana : Mengagumkan
6.       Gaya Bahasa:
      Bahasanya menarik dan sopan

Unsur Ekstrinsik :
1.       Agama :  hanya lima kalimat itu yang dapat aku ucapkan usai shalat.
2.       Moral : Pejabat yang hanya ingkar janji dan tidak ada bukti saat sudah menjabat.
3.       Ekonomi : Hidup seorang anak jalanan yang tidak berkemampuan dalam menjalankan hidup
4.       Pendidikan : seorang anak jalanan yang tidak mendapatkan sebuah pendidikan yang diinginkan anak jalanan

5.       Politik : Pejabat yang mengumbarkan janji

Emy Vidiyati 
XII IPS 1

asal mula terjadinya burung ruai -siti nurhaliza-

“Asal Mula Terjadinya Burung Ruai”
            Konon, pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan yang kecil, letaknya tidak jauh dari Gunung Bawang yang berdampingan dengan Gunung Ruai. Tidak jauh dari kedua gunung tersebut terdapatlah sebuah gua yang bernama Gua Batu, di dalamnya terdapat banyak aliran sungai kecil yang di dalamnya terdapat banyak ikan dan gua tersebut dihuni oleh seorang kakek tua renta yang dikatakan sakti.
            Hiduplah seorang raja yang memerintah sebuah kerajaan dengan tujuh orang putri. Diantara ketujuh orang putri tersebut ada satu orang putri raja yang bungsu atau si bungsu. Si bungsu mempunyai budi pekerti yang baik, rajin, suka menolong dan taat pada orang tua. Lain halnya dengan keenam kakaknya yang mempunyai hati yang jahat, dengki, suka membantah orang tua, dan malas bekerja.
            Singkat cerita, sang ayah yang menjadi pilih kasih terhadap putri-putrinya, membuat keenam kakak si putri bungsu iri hati, dendam, dan sering menyakiti si bungsu. Suatu hari si bungsu diajak oleh keenam kakaknya untuk mencari ikan (menangguk) ke Gua Batu. Karena sangat gembira, si bungsu menerima ajakan tersebut. Padahal dalam ajakan tersebut terselip pembalasan dendam.
            Setelah sampai ke gua batu, si bungsu disuruh masuk terlebih dahulu ke dalam gua, Kemudian diikuti kakak-kakaknya. Si bungsu sudah berada lebih jauh ke dalam gua, namun keenam kakaknya masih berada di muka gua dan mendoakan supaya si bungsu tidak dapat menemukan jejak untuk pulang nantinya. Keenam kakaknya tertawa terbahak-bahak sebab si bungsu benar-benar hilang dari pengelihatannya.
Tanpa terasa, tujuh hari tujuh malam lamanya, si bungsu terjebak dalam gua. Tiba-tiba terjadilah peristiwa yang sangat menakutkan di dalam Gua Batu itu. Suara gemuruh menggelegar seperti ingin merobohkan Gua Batu tersebut. Si  bungsu hanya bisa menangis dan menjerit untuk menahan rasa ketakutannya dan munculah seorang kakek tua renta yang sakti di hadapan si bungsu.
Sambil menangis Si bungsu menjawab pertanyaan-pertanyaan si kakek.Tanpa diduga-duga, pada saat itu dengan kesaktian kakek tersebut, air mata Si bungsu secara perlahan-lahan berubah menjadi telur-telur putih yang besar dan banyak jumlahnya. Si bungsu berubah bentuknya menjadi seekor burung yang indah bulu-bulunya. “Aku akan menolongmu dari kesengsaraan. Tapi, dengan cara engkau mengubah bentukmu menjadi seekor burung dengan nama Burung Ruai. Apabila aku telah hilang dari pandanganmu, eramlah telur-telur itu supaya jadi burung-burung sebagai temanmu “.Bersamaan dengan itu, kakek sakti menghilang bersama asap. Burung Ruai yang sangat banyak jumlahnya ikut berlalu, kemudian hidup di pohon depan tempat tinggal si bungsu dahulu. Mereka menyaksikan keenam kakak Si bungsu dihukum oleh ayah karena telah membunuh Si bungsu.

unsur-unsur interistik:
A. tema : ketegaran si hati seorang bungsu

B. alur : alur maju karena menceritakan ke masa mendatang

C. sudut pandang : 
     orang ketiga serba tahu 
     bukti cerita : 
     diceritakan dari orang yang menulis, seakan tau rangkain cerita tersebut

D. tokoh perwatakan : 
     1. si bungsu : baik, rajin, suka menolong, taat kepada orangtua
     2. keenam putri : jahat, iri hati, suka membatah orang tua, dan malas 
     3. raja : bijaksana
    4. kakek tua : sakit, baik hati

F. latar tempat :
    1. gunung bawang 
    2. gunung ruai
    3. gua batu
    4. kerajaan
    5. istana

G. latar waktu :
     -pada zaman dahulu
      "konon pada zaman dahulu"
     -setiap hari
      "setiap hari yang dikerjakannya hanya bermain - main"
     -pada suatu hari
      "maka pada suatu hari berkumpulah semua penghuni istana" 
     -satu bulan
      "kekerabatan mereka selama satu bulan"
     -keesokan harinya
      "pada keesokan harinya"
     -suatu siang
       "maka suatu siang keenam kaka si bungsu"
     -pada hari ketujuh
       "pada hari ketujuh si bungsu berada di dalam"

H. latar suasana :
    1. gembira
        karena sagat gembira kakanya mau berteman lagi dengannya, si bungsu menerima ajakan                     tersebut
    2. gelap gulita
        keaadaan yang gelap gulita membuat si bungsu benar-benar kehabisan akal
    3. menangis/sedih
        si bungsu hanya bisa menangis siang dam malam
    4. ketakutan
        si bungsu menangis ketakutan hingga airmatanya

I. amanat :
   jadilah orang yang selalu berbuat baik. karena kebaikan pasti akan menang


siti nurhaliza XII-IPS 1
    



SINOPSIS NOVEL REFRAIN -AYU LESTARI-

SINOPSIS NOVEL REFRAIN

Nata dan Niki adalah dua orang sahabat yang selalu bersama-sama sejak kecil menatap bintang di atas trampolin yang menjadi rutinitasnya. Setiap Niki bertanya tentang siapa yang akan lebih dulu jatuh cinta di antara mereka berdua, Nata selalu menjawab “kamu” kepada Niki. Suatu hari di sekolah, Niki dan Nata mempunyai sahabat yang bernama Annalise (Anna) pindahan dari New York. Anna merupakan anak tunggal dari model terkenal Vidia Rossa. Anna merupakan anakbroken home yang kekurangan kasih sayang mamanya yang selalu sibuk mengurusi pekerjaannya sebagai designer danmodel di luar negeri. Kemudian Niki mengajak Anna berteman dan Niki, Nata, Anna menjadi sahabat erat. Ternyata diam-diam Anna menaruh rasa sayang kepada Nata. Di sisi lain Nata pun merasakan ada yang berubah dari diri seorang Niki yang kemudian membuat jantungnya berdegup lebih kencang ketika bersama Niki. Anna kemudian mengetahui bahwa Nata menyukai Niki dan bertanya kepada Nata. Awalnya Nata tidak peduli, tetapi akhirnya ia meminta saran kepada Anna tetntang perasaannya.
Suatu hari Niki diajak berkenalan oleh kapten basket dari lawan SMA nya. Oliver anak terkenal dari SMA Pelita. Niki pun menjadi gugup ketika suatu hari Oliver mengajaknya jalan-jalan dan menyatakan rasa cintanya pada Niki. Seketika itu Niki merasa betapa senangnya mempunyai pacar dan betapa indahnya jatuh cinta. Niki pun langsung menceritakan kepada Nata dan Anna. Nata terkejut dan mengatakan bahwa Oliver tidak pantas menjadi pacar Niki. Nata berkata dalam hatinya bahwa sebenarnya dia yang lebih dulu jatuh cinta daripada Niki.
Anna mengajak Nata dan Niki ke rumahnya untuk memilih koleksi-koleksi fotonya untuk dilombakan. Niki menemukan kumpulan foto-foto Nata dalam sebuah kotak sepatu yang secara diam-diam disimpan oleh Anna. Nata kemudian memberanikan diri bertanya tentang foto-foto itu. Anna pun mengatakan bahwa dia sayang kepada Nata. Anna lalu cepat mengatakan bahwa tidak perlu ada jawaban dari Nata karena ia sudah tahu jawabannya. Nata menjadi lega dan berkata bahwa ini baru pertama kalinya ada cewek yang menyatakan langsung perasaaannya kepadanya.
Suatu hari Niki masuk ke kamar Nata dan secara tidak sengaja membaca lagu-lagu ciptaan Nata. Mata tertuju pada sebuah buku yang kemudian isinya membuat Niki lemas ketika ia membaca tulisan di dalamnya yang ternyata adalahtentang perasaan Nata kepadanya. Nata memergokinya dan Niki langsung bergerak untuk meninggalkan ruang itu, tetapi ditahan oleh Nata yang meraih tangannya dan berkata dalam suara rendah, “gue sayang lo, Nik”. Niki tidak menjawab dan langsung berlari pergi kerumahnya. Saat itu Nata merasa dia sudah kehilangan sesuatu yang penting dalam hidupnya. Persahabatan Nata dan Niki pun menjadi renggang.
Suatu ketika sepulang sekolah Nata berusaha mendekati Niki, ingin mengatakan sesuatu tentang perasaannya dan Nata juga mengatakan bahwa ia tidak ingin merusak persabatannya apalagi hubungan Niki dengan Oliver. Nata hanya ingin Niki tidak menjauh darinya. Niki akhirnya berani berkata bahwa dia tetap menganggap Nata sebagai sahabatnya, tidak lebih dan kemudian meminta maaf kalau ia tidak menerima perasaan Nata. Terkadang Niki merasa rindu untuk berkumupul kepada Anna dan Nata. Ia hanya bisa mengintip dari rumahnya ketika Nata bercanda ria bersama Anna di trampolin. Tempat khusus dirinya bersama Nata.
SMA Pelita akan mengadakan pesta perpisahan, dan Niki akan datang menjadi pasangan Oliver. Namun, Niki terkejut dan marah ketika melihat Oliver berpasangan dengan Helena. Helena sudah merencanakan semua itu karena ia iri kepada Niki. Helena berhasil menipu Oliver dengan mengatakan bahwa ia akan mempertemukannya dengan Shasa. Oliver tega melakukan semua itu karena sangat mencintai Shasa.
Niki terkaget ketika Nata tiba-tiba menjemputnya danmengajaknya pulang dari tempat pesta itu ketika ia sedang menangis. Sahabatnya datang menyelamatkannya. Nata datang tanpa sepengetahuan Niki dan telah diberitahu oleh Oliver bahwa ia harus menjemput Niki. Oliver sebenarnya tidak tega melakukan itu. Akhirnya Nata dan Niki memutuskan untuk mengobrol di trampolin semalaman. Mereka berdua kembali berbaikan.
Kelulusan akan segera tiba. Annalise memutuskan untuk kuliah, sementara Niki masih bingung. Nata tidak sanggup meninggalkan Niki, padahal ia sudah diterima sekolah musik impiannya di luar negeri. Danny tahu apa yang terjadi pada adiknya. Ia pun menasehati agar Nata mau sekolah dan tidak perlu khawatir terhadap Niki. Malamnya, Nata dan Niki memutuskan untuk menghabiskan malam di atas trampolin sambil mengingat masa-masa kecilnya dulu hingga mereka berdua tertidur di atas trampolin itu. Setelah terbangun , mereka memperhatikan dua planet bersinar pagi itu, berdekatan seperti dua sahabat. Akhirnya perpisahan itu terjadi, Nata akan pergi untuk waktu yang lama.  Nata mengecup kening Niki dengan lembut, membekaskan seluruh rasa cintanya pada gadis itu.  Mereka berdua menangis dan Nata berkata dalam hati “Gue akan segera pulang dan,saat itu,gue gak akan melepaskan lo lagi”.
Setelah hampir lima tahun Nata dan Niki berpisah. Sampai suatu hari Nata pulang dan memutuskan untuk mampir ke sekolah lamanya.  Teriakan seorang guru perempuan membuat Nata ingin mencari asal suara itu. Hati Nata berdegup, terpaku dan tidak mampu bergerak ketika menemukan asal suara itu. Mereka pun saling berpandangan. Ingin berteriak senang namun hanya seruan kecil yang keluar. Mereka pun kemudian menjadi sahabat yang tidak akan pernah terpisah selamanya.
 UnUnsur Intrinsik Buku
-Tema: Persahabatan yang diperjuangkan agar tidak hancur karna percintaan.
-Penokohan:
Niki adalah seorang gadis berumur 17 tahun yang sangat ceria, friendly dan easygoing. Niki adalah kakak satu-satunya dari Klaudia dan sahabat sekaligus tetangga Nata dari kecil. Niki sangat kagum dan mencintai cheerleading sejak pertama kali masuk SMA. Dengan segala macam usahanya dan dengan dibantu sang ketua, Helena, Niki pun berhasil menjadi anggota dan menjadi salah satu anggota favorit. Niki tidak pernah ingin kehilangan dan jauh dari sahabatnya, Nata dan Anna. Terkadang Niki kesal jika melihat Nata bersama perempuan lain di trampolin, tempat favoritnya dan Nata.
Nata adalah sahabat paling dekat dan kesayangan Niki dari kecil. Nata orangnya terlihat sangat cuek dan tegas kepada orang padahal di sisi lain dia sangat peduli dan halus kepada Niki. Nata mempunyai talenta bermain musik tetapi tidak ada seorang pun yang tahu kecuali Niki, Anna dan kakaknya, Danny. Karna Nata enggan untuk memperlihatkan kebolehannya bermain musik karna ia demam panggung. Nata selalu berusaha untuk tidak pernah menyakiti Niki maupun Anna.
Anna (Annalise) adalah sahabat baru Niki dan Nata yang adalah pindahan dari New York. Anna merupakan anak tunggal dari model terkenal Vidia Rossa. Anna merupakan anak broken home yang kekurangan kasih sayang mamanya yang selalu sibuk mengurusi pekerjaannya sebagai designer dan model di luar negeri. Anna pun mulai merasakan warna kehidupan ketika ia mulai bertemu Niki dan Nata. Anna adalah gadis cantik yang tidak menyukai pesta yang sangat berbakat dalam fotografi.
Oliver adalah cinta pertama Niki yang adalah kapten basket SMA Pelita. Oliver adalah laki-laki yang sangat ‘perfect’yang merupakan dambaan semua perempuan. Oliver selalu merasa senang ketika sedang menghabiskan waktu dengan keceriaan Niki. Oliver tidak pernah tega untuk melukai Niki. Tetapi ia pun melukai Niki karna terjebak pada jebakan Helena.
Helena adalah ketua dari cheerleading SMU harapan yang sangat cantik. Helena adalah gadis yang licik yang tidak ingin posisinya digeser oleh siapapun. Ia rela melakukan apapun untuk mempertahankan posisinya. Dia pun menjebak Oliver agar Niki terluka. Karna Niki hampir pernah diangkat menjadi ketua.
Klaudia adalah adik perempuan Niki yang berumur 15tahun yang selalu menjadi tempat curhat Niki. Walaupun Klaudia lebih muda dari Niki tetapi ia lebih sabar dan selalu memberi saran yang tepat sasaran.
Danny adalah kakak laki-laki Nata yang rupanya sangat mirip dengan Nata. Danny menganggap bahwa Niki adalah adiknya. Danny tidak pernah ingin berhubungan dengan perempuan ketika telah dicampakkan oleh Mirriam, masa lalunya.
    - Alur: Alur maju
      -Setting (Latar):
                              - Latar waktu: tengah malam, saat kelulusan, saat matahari terbit, siang hari.
                              - Latar tempat: kamar, di dalam mobil, rumah, kelas, sekolah, di atas trampolin.
                              - Latar suasana: menyenangkan, mengharukan, menyedihkan, romatis.
      - Sudut Pandang:
Sudut pandang penulis adalah sudut pandang orang ketiga yang serbatahu dan orang ketika sebagai pengamat. Karna penulis menggunakan kata “dia” bukan “aku”.
        -Amanat:
Amanat yang terdapat pada novel Refrain ini adalah kita tidak boleh egois dalam persahabatan. Kita juga harus memikirkan perasaan sahabat-sahabat kita. Dari novel ini kita belajar untuk mencintai sahabat kita dengan tulus dan apa adanya. Selalu berusaha ada untuknya disaat ia membutuhkan dan selalu bersedia memaafkan jika sahabat kita mengaku salah.

AYU LESTARI
12 IPS 1


Senin, 29 September 2014

CERPEN BANGKIT BY VEGA SAVIRA

Cerpen Karangan: Alfred Pandie

Pandanganku pada langit tua. Cahaya bintang berkelap kelip mulai hilang oleh kesunyian malam.  Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap. Cahaya bulan malam ini begitu indahnya. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan. Konflik dengan orang tua karena tidak lulus sekolah. Hari ulang tahun yang gagal di rayakan. Dan hadiah sepeda motor yang terpaksa di kubur dalam-dalam karena tak lulus, belum lagi si adik yang menyebalkan. Teman-teman yang konvoi merayakan kemenangan, sedang aku?

Hari-hari yang keras kisah cinta yang pedas. Angin malam berhembus menebarkan senyumku walau sakit dalam hati mulai mengiris. Sesekali aku menghapus air mataku yang jatuh tanpa permisi. Sakit memang putus cinta.

 Rasanya beberapa saat lalu, aku masih bisa mendengar kata-kata terakhirnya yang tergiang-ngiang merobek otak ku.

“sudah sana… Kejarlah keinginanmu itu!, kamu kira aku tak laku, jadi begini sajakah caramu, oke aku ikuti.. Semoga kamu tidak menyesal menghianati cinta suci ini.” beberapa kata yang sempat masuk ke hpku, di ikuti telpon yang sengaja ku matikan karena kesal atau muak.

Aku termenung di pinggir jalan, memegang kepalaku yang sakit.

“selamat malam..? Sorii mba kayanya lagi sedih banget boleh aku minta duitnya..” seorang pemabuk dengan botol bir di tangan kiri dengan jalan yang tak beraturan,

 Ia mengeluarkan sebilah pisau lipat dan mengancamku. Aku hanya terdiam tak berkata, membuatnya sedikit binggung. Aku meraih tas di sampingku dan menyerahkan padanya. “ini ambil semua.. Aku tak butuh semua ini. Aku hanya ingin mati…!” Aku melemparkan tas ke hadapannya yang di sambut dengan senyum picik dan iapun menghilang di gelapnya malam.

Aku bangkit berdiri dan berjalan menyusuri malam, berdiri menatap air suangai yang mengalir airnya deras.Di sini di atas jembatan tua ini. Angin sepoi-sepoi menyerang tubuh ku. Aku berdiri menatap langit yang bertabur bintang, rasanya tak ada yang penting bagiku sekarang. Perlahan-lahan aku berjalan menaiki jembatan dan berdiri bebas. Menutup mata dan tinggal beberpa senti lagi aku akan terjatuh. Aku perlahan mengangkat kaki kananku dan…?

Tiba-tiba sosok pemabuk yang menodong pisau padaku ku tadi, menarik baju ku dan menampar pipiku kuat, keras sekali tamparannya

“ini uang dan tas mu…!! Aku tak butuh..! Aku lebih baik mati kelaparan dari pada melihat wanita lemah sepertimu” ia menarik ku turun dan melemparkan tasku di atas tanah

 Dan ia berlalu pergi.  Aku bangkit dan meraih tas ku kembali menyusuri tangga turun. Sosok yang tadi, pria mabok yang ternyata seumuran denganku, di sekujur tubuhnya penuh tato dan tubuhnya kurus sekali. Ia berdiri termenung pada tangga jalan. Sesekali menatap langit dan menghapus air matanya.

“boleh aku berdiri disini bersamamu? Aku menyapanya tapi ia hanya terdiam membisu”. Aku berdiri di sampingnya menunggu sampai kapan ia akan berdiri pergi dari sini.

 “kenapa kamu menamparku..?

 Kenapa kamu menolongku?

 Aku sudah tak berarti lagi. Pria yang aku cintai bertahun-tahun mencapakanku dengan tuduhan yang tak jelas, aku memulai pembicaraan”.

 Dengan sesekali menghapus air mata akibat dari gejolak di hatiku. “apa kamu akan terdiam atau aku telah mengusikmu?”. Aku melihatnya dan ia balik menatapku tajam. Aroma alkohol dari mulutnya jelas tercium saat ia bicara “maafkan aku..? Sungguh aku minta maaf, menurut ku kamu terlalu lemah, masalah apapun jangan berhenti untuk bangkit, bukankah setiap hari kita merasakan hal yang sama? Ia berkata sembari mengulurkan tangannya yang ternyata cuma 2 jari yang utuh, Aku mulai merinding karena sedikit takut. Sehingga aku tak membalas uluran tangannya. “kaget ya mbak?. Jari ku yang lain di potong oleh preman karena persaingan. Hidup di jalan seperti ku ini, hawanya sangat dingin dan penuh nyali besar, bahkan untuk tertidur saja itu sulit. Harus rela kedinginan, Di gigit nyamuk dan tempat ku tertidur hanya di emperan toko, Dan kalau sudah penuh oleh gembel lain, terpaksa aku harus mencari tempat lain yang menurutku layak. Maaf bila aku mengambil tas mu. Aku butuh makan, sudah 3 hari aku tidak makan, sisa makanan di tong sampah sudah membusuk karena hujan kemarin, Biasanya aku mencari secerca kenikmatan disana yang masih bisa layak ku telan, rasa lapar tak akan bisa membuatmu jijik. Setiap hari saat membuka mata yang anda ingat hanya perut dan perut.”Ia terdiam dan mengalihkan pandanganya luas menembus angkasa, langit malam ini. Aku hanya terdiam terpaku dengan mulut terbuka, betapa aku tak percaya setengah mati. Bagaimana mungkin seandainya sekarang aku berada di posisi ini? Aku yang terlahir dari keluar sederhana namun penuh kehangatan, uang bukan masalah, aku hanya meminta tanpa pernah tahu bagaimana orang tuaku mendapatkannya, semuanya cukup, tapi ternyata itu bukan kebahagian, itu nafsu sesaat, Aku memang memiliki segalanya tapi tidak dengan cinta, selalu ada yang kurang setiap hari. Tanpa kebersaman kita mati. Terutama pentingnya mensyukuri apa yang ada. Aku menarik tangan dan menjabat tangannya kuat-kuat yang tinggal dua jari meski sedikit risih karena aneh menurutku. Aku memberinya sedikit pelukan hangat. Ia tersenyum memamerkan mulutnya yang bau alkohol dan bau wc umum. Aku menyerahkan tas ku padanya. “ambil lah.. Aku tak mengenalmu tapi kamu memberi ku banyak alasan hari ini, kenapa aku harus kuat menghadapi hidupku sekarang dan nanti, bukankah hidup harus tetap di jalani. Aku sadar masih punya segalanya, bodoh sekali cuma karena cinta semangatku hilang, belum tentu ia jodohku, belum tentu ia juga memikirkan hal yang sama, rasa sakitku”. Aku berlari menuruni tangga meninggalkan ia sendiri yang masih terdiam menatap kembali langit yang menampakan bintang-bintang kecil yang berkelip dengan jenaka, seakan hari ini tak akan berlalu.

Ketika aku akan menapaki jalan. Kekasihku sedang berdiri di depanku dengan bunga mawar banyak sekali di tangannya, sementara di belakangnya orang tua dan adikku yang berdiri di samping mobil, kami saling terdiam untuk beberapa saat ia memulai.“maafkan aku sayang, ternyata aku yang salah menilaimu, makasih ya?, sudah membuat hidupku lebih berharga karena ini. Ia menyerahkan bunga dengan sebuah diary usang punyaku, yang entah dari mana ia mendapatkannya. Tapi disinilah aku bisa menulis menitikan setiap masalah, rasa banggaku atas kekasihku ini. Aku memeluk erat tubuhnya lama kami terdiam di iringi tangis dan canda menghiasi malam, sementara kedua orang tuaku tersenyum senang. Aku mengajak kekasihku menaiki tangga untuk mengenalkan pada orang yang mengajarkanku banyak hal. Khususnya arti bersyukur.Kami menapaki jalan tangga dan melirik sekeliling dan mencari namun sosok itu hilang tak berbekas? Kami turun dan kami pergi ke mall bersama orang tua dan adik ku untuk merayakan ulang tahunku.

Walaupun tetap aku tak dapat sepeda motor karena tak lulus tapi bukan berarti kehangatan ini harus berakhir

Tamat

1.    Unsur Intrinsik cerpen ‘‘Bangkit’’

1.Tema: Jangan mudah putus asa / kehidupan

2.Latar:

-Waktu : Malam hari
              Bukti : Cahaya bulan malam ini begitu indahnya. 

-Tempat : di pinggir jalan dan di atas jembatan

    Bukti :  ‘Aku termenung di pinggir jalan, memegang kepalaku yang sakit. ‘

    ‘ Di sini di atas jembatan tua ini angin sepoi-sepoi menyerang tubuh ku’.

-Suasana : Sunyi sepi

     Bukti : ‘Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap.’

3. Alur : Maju

            -Karena jalan cerita dijelaskan secara runtut mulai dari pengenalan latar dan     masalah sampai ke
              konflik dan di akhir cerita terdapat penyelesaian konflik.

4.Penokohan :

    - Aku : mudah putus asa, kurang bersyukur dan selalu mengeluh

    Bukti :  ‘Kenapa kamu menolongku? Aku sudah tak berarti lagi.’

‘Aku hanya meminta tanpa pernah tahu bagaimana orang tuaku mendapatkannya.’

   -Pria pemabuk : pemabuk dan kuat menghadapi beratnya hidup

               Bukti :  ‘seorang pemabuk dengan botol bir di tangan kiri dengan jalan yang tak beraturan’

  ‘Hidup di jalan seperti ku ini, hawanya sangat dingin dan penuh nyali besar, bahkan untuk
   tertidur saja itu sulit.’

5.Sudut pandang : orang pertama sebagai pelaku utama.

   -Bukti : Cerpen bangkit menggunakan kata ganti “aku” sebagai tokoh utama dan mengisahkan tentang dirinya sendiri.

6. Nilai :

   -Nilai Moral : Saat tokoh ‘aku’ menyadari selama ini  hanya meminta tanpa pernah tahu bagaimana orang 
    tuanya mendapatkannya.Kita seharusnya bersyukur dengan apa yang telah kita miliki tidak hanya
    menuntut sesuatu karna diluar sana masih banyak orang yang kekurangan.

  -Nilai Perjuangan = Pria pemabuk berjuang bertahan hidup di jalanan yang keras. Di kehidupan nyata
    banyak orang yang melakukan apapun untuk berjung hidup. Kita harus berjuang mempertahankan hidup
    di dunia yang keras ini.

  -Nilai Kepedulian = Saat Pria pemabuk menyelamatkan tokoh ‘aku’ yang akan terjun dari jembatan.
    Banyak orang yang membutuhakan bantuan kita saat menghadapi masalah kita seharusnya membantu   
    mereka tidak membiarkannya.

7.Amanat :

 a. Jangan mudah putus asa dalam menjalani kerasnya hidup.

 b. Bersyukurlah atas apa yang telah dimiliki.

 c. Hidup tidaklah sempurna kadang manusia diatas dan kadang dibawah.

 d. Jangan lari dari permasalahan.

 e. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.

 f. Masalah apapun jangan berhenti untuk bangkit
2.    Unsur Ekstrinsik cerpen “Bangkit”

1. Latar Kepengarangan Penulis : Penulis menjumpai berbagai reaksi masyarakatt saat mereka gagal dan berputus asa. Dalam cerpen ini penulis ingin menginspirasi/memotivasi orang-orang dalam menghadapi kerasnya hidup melalui ceritanya.

2. Keyakinan Penulis : Penulis yakin bahwa kejadian ini banyak ditemui di masyarakat. Banyak orang yang bunuh diri karena putus asa maka penulis menggambarkan situasi tersebut dalam sebuah cerpen.

3. Masyarakat pembaca : Pembaca dapat mengambil hikmah dari cerpen ini karena cerpen ini  mengandung masalah-masalah yang ada di masyarakat dan masih banyak orang yang memiliki masalah yang sama dengan cerpen ini.